Sunday, October 12, 2008

2009, Bridgestone Ban Tunggal MotoGP

Doni Wahyudi - detiksport

Jakarta - Persaingan antara Bridgestone dan Michelin di ajang MotoGP akan berakhir musim depan. Mulai tahun 2009 Bridgestone akan menjadi satu-satunya ban yang akan digunakan untuk MotoGP.Akhir pekan lalu FIM mengumumkan rencana penggunaan ban tunggal untuk ajang MotoGP. Kesempatan untuk menjadi satu-satunya ban yang digunakan
pada ajang MotoGP dibuka sama lebar untuk Michelin dan Bridgestone dengan catatan mereka mengajukan proposal permohonan akan hal tersebut.
Hari Jumat (3/10/2008) kemarin adalah tenggat waktu yang diberikan bagi kedua pabrikan itu untuk mengajukan permohonannya. Namun hingga jatuh tempo yang diberikan hanya Bridgestone yang mengajukan permohonan, dan jelang MotoGP Australia Michelin memastikan kalau mereka memang tak akan mengajukan permohonan menjadi pemasok tunggal.

"Semangat berkompetisi selalu menjadi hal terpenting buat Michelin. Olahraga otosport di level tertinggi berguna karena persaingan antara beberapa pemasok ban merupakan stimulus penting untuk mengembangkan ban dengan performa tinggi yang pada suatu saat akan ditujukan untuk para pengguna umum,” demikian pernyataan resmi Michelin seperti diberitakan Autosport.
Atoritas MotoGP menyebut penggunaan ban tunggal dilakukan demi meningkatkan masalah keamanan sekaligus memangkas biaya operasional. Sesuatu yang dianggap Michelin tidak relevan karena mereka beranggapan ada metode lain untuk meningkatkan keamanan sekaligus memangkas biaya.
"Michelin menyesal tak mampu memberikan kontribusi kepada pihak penyelanggara saat diadakan diskusi demi meningkatkan keamanan dan mengurangi biaya,” lanjut pernyataan tersebut.
Bridgestone dan Michelin telah menjadi dua pemasok utama MotoGP setelah Dunlop memutuskan mundur di musim 2007. Dengan pemakaian pemasok ban tunggal ini, MotoGP mengikuti jejak beberapa seri motor sport lainnya yang kini memang banyak hanya didukung oleh satu pabrikan ban.

( din / key )

GP Jepang

Alonso Juara, Hamilton Tak Dapat Poin
Rossi Finza Noor - detiksport

Oyama - Fernando Alonso melanjutkan penampilan bagusnya di GP Singapura dengan menjadi juara GP Jepang di Sirkuit Fuji Speedway. Sementara sang pemimpin klasemen, Lewis Hamilton, malah tak dapat poin. Dalam balapan yang berlangsung Minggu (12/10/2008), Alonso yang mengawali startdari posisi empat menjalani lomba dengan sangat stabil.

Meski sempat bebeberapa kali berganti pimpinan lomba, pada akhirnya Alonso jugalah yang menjadi pemenang.Finis di belakang pembalap asal Spanyol itu adalah Robert Kubica di peringkat dua dan Kimi Raikkonen di posisi tiga. Sementara itu Felipe
Massa yang sempat mendapat drive through penalty di pertengahan lomba akibat terlibat insiden dengan Lewis Hamilton akhirnya mengamankan satu poin dengan finis di posisi delapan.

Sementara itu Hamilton--pole seater balapan kali ini--yang mobilnya melintir akibat tersenggol Massa dan juga harus mendapat drive through penalty harus puas finis di posisi 12 yang artinya tak mendapat poin sama sekali. Selisih poinnya dengan Massa di klasemen pembalap kini pun mengecil menjadi enam poin.

Semakin menyakitkan McLaren adalah kenyataan rekan Hamilton, Heikki Kovalainen, mengalami masalah mesin di tengah lomba. Kovalainen harus menepikan mobilnya dan tak bisa melanjutkan balapan. The Silver Arrows pun hampa poin di balapan kali ini.

Friday, October 3, 2008

Singapura Sukses di Sirkuit Jalan Raya, Indonesia?

Jakarta - Singapura telah menuntaskan tugas sebagai tuan rumah seri F1 musim 2008 dengan menuai pujian. Bagaimana dengan Indonesia yang tahun depan juga menggelar balapan di sirkuit jalan raya untuk ajang A1GP?
Tahun 2008 adalah kali pertama Singapura menggelar balapan F1. Dalam debut tersebut sejumlah kekhawatiran soal keamanan sempat mencuat. Ini bertalian dengan fakta bahwa lintasan yang digunakan adalah jalan raya --yang ketiga di F1 setelah Valencia dan Monaco-- dengan waktu balapan di malam hari, yang adalah pertama kalinya buat F1.
Tingkat pandangan pembalap, cuaca dan situasi lintasan jalan raya yang sempit, pada akhirnya tak terbukti mengendala. Cahaya lampu buatan dari 1.500 lampu proyektor yang sumbernya berasal dari 12 generator berkekuatan ganda bisa menerangi malam, apalagi hujan pun tak turun.

Permukaan lintasan yang di beberapa tempat sedikit bergelombang memang sempat menuai keluhan. Lontaran kritik juga lahir dari bos Ferrari Luca di Montezemolo. Tapi suara positif lebih membanjir, antara lain dari CEO McLaren F1 Martin Whitmarsh, dan bos F1 Bernie Ecclestone yang menyebut GP Singapura sebagai "taburan perhiasan di mahkota F1".
Kalau untuk soal lintasan atau balapan terdapat perbedaan penilaian, rasanya tidak demikian untuk perkara organisasi non-balapan. Semua niscaya sepakat angkat jempol untuk Singapura menyoal akses ke dan dari lintasan, serta crowd control yang rapi di dalam area. Sinergi transportasi seperti MRT dan bus transit bikin lokasi tak sulit dicapai. Reliabilitas dan kenyamanannya bikin orang lebih memilih datang ke lintasan dengan transportasi umum. Ini mengeliminir menumpuknya kendaraan pribadi.
Untuk masuk ke dalam area balapan, penyelenggara juga tak pernah membiarkan terjadi penumpukan penonton di satu area. Dari delapan gate masuk yang tersedia di sirkuit sepanjang 5,076 km itu, sederet meja berjejer dengan sekitar setengah lusin petugas disiapkan di tiap mejanya untuk memeriksa tas penonton atau mengecek tiket. Penonton pun mengalir masuk dengan lancar.
Setali tiga uang di dalam area. Di beberapa titik tertentu yang memiliki potensi kepadatan tinggi karena sempitnya lokasi lalu lalang, jalanan dibagi menjadi dua arah dengan pita pemisah. Jika ada sedikit saja potensi kepadatan, polisi yang sudah bersiaga dengan pengeras suara langsung menginstruksikan agar yang di depan segera maju. Di sini Anda juga tak bisa putar balik sembarangan dan harus menanti sampai akhir pita jika ingin berbalik arah agar aliran penonton tak terganggu. Tak boleh ada kemacetan yang bikin massa menumpuk.
Penumpukan penonton memang biasa hadir di pintu keluar area menuju stasiun MRT di bawah tanah saat gelaran sudah tuntas. Tapi kendati ramai --harian Straits Times terbitan Senin (29/9/2008) menyebut angka 100 ribu penonton di sirkuit saat balapan-- iringan penonton masih terus bergerak maju.
"Wah, kebayang nih kalau di kita (Jakarta) nggak bakal bisa begitu. Pasti sudah stuck sampai pada sikut-sikutan," kelakar seorang teman media dari Jakarta.
Tahun depan Indonesia berkesempatan menggelar balapan A1GP yang bertempat di sirkuit jalan raya Lippo Village Karawaci, yang mana sirkuitnya dirancang oleh Hermann Tilke --pembuat konsep sirkuit Singapura dan perancang sejumlah sirkuit terkemuka lainnya. Animo pecinta balap otomotif pun niscaya besar menyambut event ini meski levelnya belum setara F1. Alhasil, metode crowd control yang rapi di dalam lintasan jelas harus jadi perhatian karena penumpukan massa biasanya berpotensi melahirkan hal-hal yang tak diinginkan.
Selain itu, pihak penyelenggara A1GP Indonesia juga harus memperhatikan faktor lokasi balapan yang tak bisa dibilang dekat dari Ibukota Jakarta, baik dari segi akses maupun jarak. Ketiadaan pengangkut transportasi massal menuju dan dari lintasan bakal membuat penonton akan memilih mengandalkan kendaraan pribadi. Hasilnya? Penumpukan jelas akan terjadi.
"Itulah susahnya. Kalau di sini (Singapura) semua teratur. Nah, tahu sendiri bagaimana (transportasi) di Jakarta. Yang ada pada bawa mobil pribadi (ke Karawaci) dan macet gila-gilaan. Itu tuh, gimana caranya supaya nggak macet," analisa rekan se-Tanah Air asal Surabaya.
Faktor non-balapan seperti sistem transportasi dan pengorganisasian massa yang berbasiskan efektivitas dan efisiensi itulah yang tak ayal harus jadi perhatian besar pihak penyelenggara A1GP tahun depan.
Bisa, Indonesia? Kita tunggu 6-8 Februari 2009 mendatang di Lippo Village Karawaci. ( krs / a2s )

Gp Singapura

Di Montezemolo: F1 Dipermalukan di Singapura
Reky Herling Kalumata - detiksport

Milan - Presiden Ferrari Luca di Montezemolo mengkritik gelaran FI di Singapura. Ia mengatakan bahwa trek dan juga penggunaan safety car telah mempermalukan F1.
Balapan malam pertama F1 ini telah mendapatkan sambutan hangat baik dari para peserta maupun dari para penonton, termasuk supremo F1 Bernie Ecclestone juga puas. Namun tidak untuk bos tim F1 asal Italia, Ferrari.
"Saat kami balapan di trek di mana seharusnya dipakai untuk sirkus. Apa saja bisa terjadi termasuk memasukkan tontonan safety car," kritik di Montezemolo seperti dilansir Reuters.
"Semua ini hanya mempermalukan F1 dan ini akan menjadi aspek yang saya ingin bicarakan dengan tim lain dalam beberapa pekan ke depan," kata Bos Ferrari ini yang baru terpilih sebagai Kepala Asosiasi Tim F1.

Pada balapan malam di Singapura tersebut safety car sempat keluar dua kali pada lomba akhirnya dimenangi Fernando Alonso. Sementara pembalap Ferrari Felipe Massa hanya berada di posisi ke-13.
Sedangkan Kimi Raikkonen menabrak tembok pembatas saat balapan tersisa empat lap. Kini Massa tertinggal tujuh poin dari pimpinan klasemen Lewis Hamilton di sisa tiga kali balapan di musim ini.
( key / key )


Template by : kendhin x-template.blogspot.com